Selasa, 05 Juni 2012

SEIKAT BUNGA UNTUK YANG TERKASIH


Suatu pagi, seorang suami memarahi istrinya. "Aduh Bu, telat nih. Kenapa tidak membangunkan Bapak dari tadi? Rapat hari ini sangat penting, tidak sempat sarapan nih," omel si suami sambil tergesa-gesa berangkat mengendarai mobil menuju kantor, tanpa menghiraukan istrinya lagi.

 Di tengah jalan, karena lapar, pria itu memutuskan membeli roti dan secangkir kopi untuk 'mengganjal' perutnya. Saat berada di luar toko, dia melihat seorang gadis kecil memilih beberapa tangkai bunga di toko bunga sebelah. Ia menguping sejenak pembicaraan anak itu.

"Berapa harga bunga ini, Pak?" tanya anak itu pada si penjual bunga.

"Tiga puluh ribu," jawab pemilik toko. Si anak kemudian meletakkan bunga tadi dan memilih yang lain seraya bertanya, "Kalau yang ini, berapa harganya Pak?"

"Yang itu lima puluh ribu, Nak," jawab pemilik toko dengan sabar.

Kemudian si anak meletakkan lagi bunga-bunga itu ke tempatnya. Dengan sedih dia bertanya perlahan, "Apakah ada bunga yang harganya lima ribu Pak?".

Karena merasa kasihan, sambil membawa roti dan kopinya, pria tadi menghampiri gadis kecil itu dan bertanya, "Nak, kamu membeli bunga untuk siapa?"

"Untuk mama saya. Om. Hari ini, mama ulang tahun."

Pria itu terpana. Tiba-tiba dia teringat bahwa pada hari ini istrinya juga sedang berulang tahun. Karena tergesa-gesa, dia belum sempat mengucapkan selamat ulang tahun kepada istrinya. Lantas, ia pun memutuskan untuk membeli bunga untuk istrinya.

"Pak, saya beli bunga ini. Dua ikat ya. Satu untuk anak ini, satu lagi tolong antar ke alamat ini," kata si pria kepada pemilik toko sambil membayar, menulis nama istrinya dan memberikan kartu namanya.

"Nak, bunga ini Om belikan untukmu sebagai tanda terima kasih karena telah mengingatkan hari ulang tahun istri Om di rumah."

Anak itu dengan gembira menerima bunga sambil mengucapkan terima kasih dan segera pergi.

Setelah beberapa meter menjalankan mobil, pria itu melihat si gadis kecil berjalan searah dengan tujuannya.

"Hai, mau ikut Om sekalian?"

Sambil tersenyum, anak itu menggangguk dan masuk ke mobil. Sampai di tepi jalan yang sepi, si gadis minta turun dan berjalan memasuki sebuah lorong jalan.

Karena penasaran, pria itu mengikutinya diam-diam. Betapa kaget dirinya ketika melihat si gadis kecil rupanya meletakkan bunga di sebuah gundukan tanah merah yang masih basah.

"Nak, ini kuburan siapa?"tanyanya sambil berjongkok di sebelah si gadis.

"Ini kuburan mama saya, Om. Hari ini hari ulang tahun mama, sayangnya tiga hari yang lalu mama meninggal dunia."

Jawaban itu membuat si pria terharu dan membuatnya merasa sangat bersyukur. "Terima kasih Tuhan, orang yang kusayangi masih hidup dan masih ada kesempatan bagiku untuk memperbaiki kesalahan tadi pagi."

Tak lama, ia bergegas pergi dari sana dan kembali ke toko bunga tadi. Ia ingin membawa dan memberikan sendiri bunga yang telah dipesan kepada istrinya.

Pembaca yang Luar Biasa!

Pada zaman yang semakin maju seperti sekarang ini, perhatian dan kasih sayang sering kali terkalahkan oleh alasan kesibukan, tidak ada waktu, belum ada kesempatan, serta berjuta alasan lain yang kadang sering dibuat-buat.

Dengan alasan kesibukan atau bahkan mengejar karir, tanpa sadar kita sudah mengesampingkan sisi humanis kita. Hal inilah yang kadang membuat kita merasa sudah cukup berbuat sesuatu kepada seseorang dengan hanya mengirim pesan singkat melalui SMS, menelepon, atau mengirim e-mail. Memang, perhatian dengan cara seperti itu tidak salah. Namun, akan jauh lebih bermakna jika hari-hari kita dihiasi dengan komunikasi yang intens dengan sekeliling kita. Dengan mencurahkan perhatian kepada keluarga, saling menyapa dengan tetangga, saling mendukung dengan kerabat di kantor, akan membuat hidup ini terasa lebih berarti.

Mari, selagi masih ada kesempatan, berikan perhatian dan cinta kasih kepada sekeliling kita. Dengan memberikan harapan, perhatian, kasih sayang dari dan untuk orang lain, dengan hadirnya orang-orang di sekitar kita dan yang kita cintai, hidup akan terasa lebih ‘hidup'. Setuju kan?
Sumber : Andrie Wongso

Tidak ada komentar:

Posting Komentar