Selasa, 05 Juni 2012

HIDUP SAMPAI TUA , BELAJAR SAMPAI TUA

Pepatah pada judul di atas mengandung pengertian yang sangat mendalam. Yakni, proses belajar harus menyatu sebagai bagian dari kehidupan. Sepanjang hayat masih di kandung badan, semaksimal masa itu pulalah kita seharusnya belajar.

Tentu, belajar bukan sekadar mengumpulkan berbagai teori. Namun, belajar haruslah mampu menjadi sarana bagi kita untuk terus menyerap berbagai materi sebagai bekal praktik kehidupan. Seperti juga kata bijak dari barat yang menyebut bahwa "learning is never ending journey". Maka, semakin kita belajar, semakin kaya kita dengan pengetahuan dan semakin banyak kebisaan yang bisa kita jadikan bekal meraih kesuksesan.

Saya sendiri memaknai "Hidup sampai tua, belajar sampai tua" adalah sebuah proses kehidupan dan perjuangan yang tanpa batas. Dan, semua ini bukan sekadar omong kosong belaka, bukan pula sekadar pengetahuan yang memuat teori semata. Tetapi, semua sudah saya jalani dan alami selama ini.

Kesadaran bahwa hidup adalah proses belajar berjuang sampai tua-bahkan hingga berkalang tanah-hal ini tentu akan menggugah keberanian kita untuk menjalani kehidupan dengan penuh gairah! Saat kita menghadapi tantangan dan ujian, dengan semangat seorang ksatria, kita berani berjuang menjadikan semua halangan menjadi pijakan keberhasilan. Saat kita mengalami hadangan masalah yang nyaris tanpa henti, kita selalu memiliki semangat untuk mencari solusi.

Kesadaran akan proses belajar dan berjuang akan membuat kita tidak mudah mengeluh, menuduh, apalagi menyalahkan orang lain sebagai kambing hitam persoalan. Sebab, kita sepenuhnya sadar bahwa semua itu hanyalah sarana belajar untuk mengembangkan kekayaan mental dan menumbuhkan kebijaksanaan dalam kehidupan.

Mari, mengarungi kehidupan dengan pandangan positif dan penuh rasa optimis. Saat kita berhasil mewujudkan impian, kita tak terjerumus dalam jurang keangkuhan. Begitu pula sebaliknya, saat mengalami kegagalan, kita tak terperosok dalam penyesalan yang mendalam. Apa pun yang kita hadapi, apa pun yang terjadi, kita selalu menyikapi dengan penuh kebijakan, karena semua pastilah mengandung pembelajaran.

Dan harus kita pastikan, bahwa saat belajar, kita bukan semata menjadi objek yang hanya menjadi pengumpul teori. Tapi, tentukan bahwa diri kita adalah subjek yang bekerja aktif, berjuang, serta berkarya dengan modal ilmu yang kita dapatkan. Dengan begitu, kita akan menjadi sang pembelajar yang berani menentukan target dan memperjuangkan semua impian agar menjadi kenyataan.

Terus belajar dan berjuang, sampai ajal kan datang, maka sukses bukan sekadar angan-angan.


ORANG KAYA YANG MISKIN

Dikisahkan, seorang bangsawan mempunyai seorang pembantu setia yang telah bekerja padanya sedari kecil. Pembantu itu adalah anak yatim piatu terlantar yang dipungut oleh ayahnya di suatu tempat. Sedangkan si bangsawan adalah orang yang hidup berkelimpahan harta, gemar berfoya-foya, namun tidak peduli dengan orang-orang di sekitarnya yang miskin dan menderita.

Suatu hari, si majikan memberi tugas kepada pembantu tersebut untuk pergi ke luar kota menagih utang. Sebelumnya, dengan nada pongah dia berpesan, "Pembantuku, setelah kamu berhasil menagih semua uang itu, pergilah berkeliling kota untuk mencari dan membelikan barang yang belum aku miliki!"

Di dalam hati, si bangsawan tertawa geli. Sebab, dengan pesan ini, ia ingin mempermainkan pembantunya. Dia tahu bahwa tidak ada suatu barang berharga apapun yang belum dimilikinya.

Beberapa hari kemudian, saat pembantunya pulang, si bangsawan menyambutnya dengan antusias. Ia ingin tahu barang apa yang berhasil dibeli oleh pembantunya. Tetapi, alangkah kaget dan marahnya ia, ketika tahu bahwa uang yang berhasil ditagih, dihabiskan si pembantu dengan memberikan barang-barang kepada orang-orang miskin di sana. Tanpa mau mendengar lebih lanjut alasannya, si pembantu dihukum dan diperlakukan dengan buruk.

Suatu ketika, terjadi bencana alam yang luar biasa di sana. Seluruh harta si bangsawan musnah dan dia pun jatuh bangkrut! Karena musibah tersebut, sang bangsawan memutuskan untuk pergi ke kota lain guna mencari kehidupan baru. Sementara, sang pembantu yang sering dicacinya, tetap setia mengikutinya.

Setelah berjalan berhari-hari, keduanya tiba di sebuah kota. Penduduk di sana menyambut mereka dengan baik dan ramah. Bahkan, banyak di antara mereka yang memberi makan dan tumpangan. Mendapat perlakuan yang sangat ramah tersebut, si bangsawan keheranan. Ia tidak menyangka akan mendapat perlakuan seperti itu. Lantas, ia pun bertanya kepada si pembantu.

Pembantu itupun kemudian memberi penjelasan, "Tuanku, saya pernah kemari beberapa waktu lalu. Tuan pasti ingat, sewaktu tuan memberi tugas kepada saya untuk membelikan barang yang belum Tuan miliki, dengan semua uang hasil tagihan. Uang itu telah saya gunakan untuk menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan saat itu. Sekarang, giliran merekalah yang menolong kita."

Si pembantu melanjutkan, "Waktu itu, Tuan telah punya semua barang. Hanya satu barang yang tuan belum miliki, yaitu cinta. Maka, waktu itu saya berusaha mendapatkannya, untuk Tuan. Dan cinta itulah yang saat ini memberi kehidupan baru kepada kita. Mudah-mudahan Tuan bisa memahami dan tidak marah lagi atas tindakan saya waktu itu."

Kemudian, dengan mata berkaca-kaca, si bangsawan memeluk pembantu setianya itu. Ia pun berucap, "Sekarang aku baru sadar, aku adalah seorang kaya yang miskin. Miskin cinta, miskin perhatian pada orang lain! Terima kasih sahabat... Maafkan aku karena telah memperlakukanmu dengan semena-mena. Padahal, engkau telah ‘membelikan' cinta yang tidak aku miliki. Sekarang, justru cinta itulah yang menolong kita untuk memulai kehidupan baru."



Sobatku yang Luar Biasa!

Kita hidup di dunia ini tidak sendiri, namun saling bergantung satu sama lain. Kita sangat membutuhkan orang lain agar hidup kita tidak menjadi kaku dan monoton. Disadari atau tidak, manusia secara alami memiliki keterkaitan satu sama lain. Karena itu, apa yang kita lakukan pada orang lain dan apa yang kita perbuat saat ini, bisa memberi dampak yang terkadang tidak kita sangka di masa mendatang.

Sebagaimana yang diceritakan pada kisah di atas, kita mungkin tidak akan menyangka akibat dari perbuatan baik yang kita lakukan.

Mari, asah naluri dan nurani kita agar makin terbiasa membantu orang lain. Dengan begitu, kita telah menanam banyak benih cinta. Kelak, buahnya akan membawa kita pada kebahagiaan yang sesungguhnya.


TUNTASKANLAH PEKERJAAN


Bekerja dan berkarya adalah kunci sukses sebenarnya. Sebab, tanpa kerja, tak ada hasil yang menjadi nyata.

Karena itu, saat bekerja, lakukan segera dan selesaikan secepatnya. Namun, tetap lakukan dengan penuh perhatian dan saksama. Tuntaskan satu pekerjaan dan bersenang hatilah menyambut pekerjaan lainnya. Karena, saat tak ada tumpukan pekerjaan yang tertunda sebelumnya, beban kerja akan jauh lebih ringan. Hati, jiwa, dan raga akan berpadu dengan bekerja lebih maksimal dan fokus untuk menggapai prestasi berikutnya.

Dan yakinlah, saat kita berikan yang terbaik, dengan menyelesaikan setiap tugas dan tanggung jawab (bahkan tanpa diawasi dan diminta) kita akan jadi pemenang sebenarnya. Tuntaskan, selesaikan, maksimalkan kerja. Maka, SUKSES akan jadi milik kita!

TUJUH KARAKTER KAYA MENTAL UNTUK SUKSES


Ada sebuah ungkapan: "Kehilangan harta, kehilangan satu hal; kehilangan kesehatan, kehilangan banyak hal; kehilangan karakter, kehilangan segalanya." Hal tersebut menggambarkan, betapa pentingnya karakter untuk terus dilebur dalam berbagai tindakan guna meraih kesuksesan. Untuk itu, agar semakin mantap melangkah, berikut 7 karakter utama kaya mental yang bisa kita praktikkan untuk mencapai apa yang diimpikan. 

1.Selalu berpikir positif

 Salah satu kunci sukses yang perlu kita tanamkan adalah berpikir serba mungkin. Sebuah impian jika terus dipelihara dan dipupuk dengan tindakan-tindakan nyata, akan membuka jalan menuju kesuksesan. Pikiran positif akan mengarahkan kita pada berbagai pencapaian yang terukur dan terencana, demi mencapai tujuan yang diimpikan.

2.Punya integritas

 Seseorang yang memiliki integritas akan menjadi sosok yang bisa dipercaya dan mampu menjadi pribadi yang utuh dan memancarkan kewibawaan untuk melaksanakan semua tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

3.Tanggung jawab

 Sebagai pribadi unggulan, maka tanggung jawab harus menjadi prioritas untuk mengerjakan semua tugas. Tanggung jawab harus dilaksanakan dengan sepenuh hati untuk selalu memberikan hasil maksimal dari apa yang harus dikerjakan.

4.Disiplin

 Bangsa yang maju, pasti memiliki kedisiplinan yang tinggi. Lihat Jepang, Korea, atau negara tetangga kita, Singapura. Jika diperhatikan, negara-negara tersebut memiliki kondisi di mana semua tepat waktu, bekerja dengan ritme yang teratur, serta tertata dengan rapi sehingga apa yang dikerjakan mampu berjalan dengan maksimal. Kebiasaan-kebiasaan semacam itu membentuk masyarakat di sana menjadi pribadi-pribadi yang mengerti dan taat aturan. Tak heran jika mereka mengalami kemajuan dengan karakter positif yang selalu tertanam dalam kedisiplinan yang dijalankan. 

5.Menghargai orang lain

 Kemampuan untuk menghargai orang lain akan melahirkan toleransi dan kebersamaan yang membawa kebaikan bersama. Menghormati setiap kewajiban dan hak masing-masing individu, bekerja dan saling dukung dengan fungsi dan peran masing-masing, serta mampu menempatkan diri di tengah masyarakat, termasuk juga selalu peduli pada orang lain adalah kekayaan mental yang akan membawa kebahagiaan bersama.

6.Selalu berpikir ke depan

 Agar menjadi manusia unggulan, kita harus selalu memiliki visi jauh ke depan. Sebab, dengan visi itulah, kita akan selalu bisa menentukan target besar dan menantang untuk diraih sehingga semangat terus berkobar untuk mencapainya. Dengan selalu berpikir one step ahead, kita akan terbiasa untuk menyiapkan perencanaan-perencanaan yang akan memantapkan jalan kita menuju impian.

7.Sadar bahwa tidak ada jalan yang rata untuk sukses

 Semua pasti butuh proses. Semua pasti mengalami halangan dan rintangan. Dan sebenarnya, justru itulah "vitamin" yang akan mengantarkan kita pada kesuksesan. Dengan kesadaran bahwa semuanya butuh diperjuangkan, maka kita akan jadi pribadi-pribadi yang kuat menghadapi goncangan. Tak ada satu pun tokoh sukses dunia yang tak mengalami berbagai ujian. Namun justru dengan ujian tersebut, perjuangan mereka justru mengkristal sehingga melahirkan kekayaan mental utuh yang mengantarkan mereka pada pencapaian yang mampu melewati batas zaman.

Itulah ketujuh karakter kaya mental yang jika dilebur dalam diri akan melahirkan kekuatan luar biasa dalam kehidupan. Namun, itu semua tentu hanyalah sebagian saja dari modal kaya mental yang harus dimiliki seseorang untuk sukses. Sebenarnya, masih banyak lagi karakter unggulan lain yang masing-masing harus dikedepankan untuk meraih kesuksesan.Yang pasti, dengan terus berusaha, berkarya, berjuang, dan melangkah dengan karakter yang terus diasah dan digembleng pada berbagai "kawah candradimuka", maka kita pasti akan menjadi manusia-manusia unggulan di berbagai bidang dan peran yang kita jalankan. Setuju kan, teman-teman?

JANGAN MENGELUH


Alkisah, ada seorang bangsawan kaya raya yang tinggal di sebuah daerah padang rumput yang luas. Suatu hari, karena ternak yang dipunyainya semakin banyak, sang bangsawan memilih 2 orang anak muda dari keluarga yang miskin untuk dipekerjakan. Yang berbadan tinggi dan tegap dipekerjakan sebagai pengurus kuda. Sedangkan yang berbadan kurus dan lebih kecil dipekerjakan sebagai pengurus ternak kambingnya.

Setelah beberapa saat, si badan tegap dengan arogan berkata kepada si badan kecil: "Hai sobat. Aku lebih besar badannya dari badanmu. Aku juga lebih tua darimu. Mulai besok, kita bertukar tempat. Aku memilih untuk mengurus kambing. Dan kamu menggantikan aku mengurus kuda. Awas kalau tidak mau! Dan awas ya, jangan laporkan masalah ini ke tuan kita! Kalau kamu berani lapor atau menolak, tahu sendiri akibatnya! Aku habisi badan kecilmu itu!"

Sore hari, dengan muka murung dan langkah gontai dia pulang ke rumah. Sesampai di rumah, melihat muka murung dan kegalauan anaknya, si ibu bertanya: "Nak, ada apa? Ada masalah apa? Coba ceritakan ke ibu".

Dengan kasih sayang dan kelembutan, mereka berbincang saat makan malam.
Si anak pun menceritakan peristiwa yang tadi terjadi. Dengan bersungut-sungut si anak melanjutkan: "Sungguh tidak adil kan, Bu. Dia mengancam dan memaksa aku untuk mengurus kuda-kuda liar. Dia yang berbadan besar memilih mengurus kambing. Badanku kecil begini, bagaimana aku bisa mengejar-ngejar kuda yang begitu besar. Aduuuh Bu...sungguh jelek nasibku."

‎Sambil menunduk lesu dia menghabiskan santap malamnya.

Si ibu dengan senyum bijak berkata, "Nak. Semua masalah pasti ada hikmahnya. Syukuri, hadapi, dan terima dengan besar hati. Tidak usah memusuhi dan membenci temanmu itu. Ibu percaya, semua kesulitan yang akan kamu hadapi, jika kamu mampu belajar dan kerja keras, pasti akan membuatmu menjadi kuat dan bermanfaat untukmasa depanmu."

Sejak saat itu, si anak kurus itu dengan susah payah setiap hari bergelut dengan pekerjaan mengurus kuda-kuda yang bertubuh tegap, besar, dan masih liar. Dia harus jatuh bangun mengejar mereka, kadang terkena tendangan, bahkan pernah terinjak hingga terluka parah. Dari hari ke hari keahlian dan kemampuannya menguasai kuda-kuda pun semakin membaik. Tidak terasa, tubuhnya pun berkembang menjadi tinggi, tegap dan perkasa.

Hingga suatu hari, terjadi pecah perang antarnegara. Kerajaan membutuhkan prajurit pasukan berkuda. Dan si pemuda pun terpilih sebagai pemimpin pasukan berkuda karena kepiawaiannya mengendalikan kuda-kuda.

 Di kemudian hari, si pemuda berhasil memimpin dan memenangkan perang yang dipercayakan kepadanya dan dikenal banyak orang karena kebesaran namanya. Dia adalah pemimpin bangsa mongol yang tersohor, bernama: Genghis Khan.

Sahabat yang berbahagia,

 Dalam putaran kehidupan sering kali kita dihadapkan pada keadaan yang sepertinya membuat kita dirugikan, menderita, dan kita pun tidak berdaya kecuali harus menerimanya. Kalau kita larut dalam kekecewaan, marah, emosi, pasti kita sendiri yang akan bertambah menderita.

Lebih baik kita anggap ketidaknyamanan sebagai latihan mental dan kesabaran. Mari berjiwa besar dengan tetap melakukan aktivitas yang positif, sehingga sampai suatu nanti pasti perubahan lebih baik, lebih luar biasa akan kita nikmati!

DETERMINASI


Nothing in the world is difficult for person who has determination.

Di dunia ini, tak ada masalah yang sulit bagi orang yang punya kemauan.

Memiliki keinginan saja tidak cukup. Harus ada usaha, tekad yang kuat, dan kemauan yang keras untuk mewujudkannya. Tak perlu merasa tak mampu selama belum mencobanya. Kebanyakan cita-cita yang tak tercapai karena merasa tak mampu atau tak yakin saat langkah pertama diayunkan.

Kendati demikian, saat gagal pun belum berarti kita harus menyerah. Kita bisa menggunakan kegagalan ini sebagai alat introspeksi untuk kemudian berikhtiar lebih keras lagi. Selama kita masih memiliki tujuan yang menggairahkan yang ingin dicapai, tidak pantas kita patah semangat di tengah jalan. Karena dalam kenyataannya, tidak ada sukses sejati yang tercipta tanpa melewati kegagalan. Kegagalan adalah bagian dari proses kesuksesan. Setuju kan?


JANGAN HIDUP DI MASA LALU


Sukses kemarin tak berarti sukses hari ini. Butuh perjuangan dan kesadaran, bahwa zaman terus berubah. Sehingga, kewaspadaan ekstra di hari inilah yang akan membuat usaha maju selamanya.

Sayangnya, ada beberapa orang/pihak yang kadang tidak menyadari hal ini. Perubahan dianggap sebagai sebuah hal yang biasa. Sehingga, kewaspadaan pun jadi hal bukan menjadi perhatian utama.

Karena itu, tak jarang kita menemukan berbagai produk yang di masa lalu sangat berjaya, kini seolah hanya tinggal nama. Sebut saja merek Odol, yang kini hanya jadi sebutan untuk pasta gigi. Padahal, pada zaman dulu, merek itu sangat ternama. Ingat juga merek sepeda Federal? Model sepeda gunung yang sempat berjaya di era 80-90-an. Namun, kini, model dengan nama itu seolah menghilang entah ke mana.

Inilah pelajaran bisnis yang sebenarnya bisa kita jadikan contoh. Yakni bahwa tak selamanya yang ada di atas selalu menjadi yang pertama. Jika tak waspada, siap-siap saja tergusur dengan merek lain yang sudah siap dengan "senjata" dan keunggulan baru untuk memuaskan pelanggannya.

Hal ini mengingatkan saya pada sebuah ajaran prinsip bisnis Fu Shui Nan Shou yang arti harfiahnya adalah jangan hidup di masa lalu. Prinsip ini mengajarkan saya bahwa kesuksesan dan kegemilangan-termasuk juga kegagalan dan kejatuhan-di masa lalu "hanyalah" bagian dari masa lalu. Memang, pasti ada banyak pelajaran penting di sana, yang tentu juga bisa dijadikan kajian dan pembelajaran untuk meraih sukses hari ini. Namun, jangan sampai, kita terjebak pada "kehidupan lampau". Yakni, ketika sukses kita jadi terlena, atau ketika gagal kita langsung terus terpuruk.

Ibarat kita sedang menatap kaca spion mobil yang bisa melihat refleksi ke belakang, itu hanya untuk membuat kita berhati-hati. Tapi, yang utama tetap adalah kaca besar yang ada di depan kita, di mana kita sedang berjalan, di mana kita sedang mengendalikan kendaraan. Begitu pula ketika kita sedang mengendalikan usaha. Masa lalu adalah "spion kecil" yang bisa kita jadikan acuan pembelajaran untuk lebih bijak dan berhati-hati. Namun, fokus kita yang utama adalah kaca besar di depan sehingga kita bisa benar-benar memaksimalkan energi yang kita punya untuk meraih sukses saat ini.

Lihat contoh yang paling mencolok beberapa waktu belakangan. Masih ingat nama kamera Kodak? Merek ini bahkan juga telah mencapai era sangat kuat sehingga semua kamera pada zaman dulu disebut sebagai "kodak". Namun perusahaan legendaris dari Amerika Serikat itu akhirnya menyerah kalah dengan menyatakan bahwa divisi kameranya sudah bangkrut! Meski sejumlah inovasi terus dilakukan, termasuk juga menyediakan kamera-kamera digital berteknologi tinggi, Kodak seolah tak bisa mengikuti perkembangan yang berjalan sangat cepat. Kehadiran kamera Canon dan Nikon yang terus berkejaran memunculkan kamera teknologi terkini, plus beberapa mobile phone yang juga dilengkapi kamera canggih, ternyata tak mampu ditandingi Kodak.

Akhirnya, pada 19 Januari 2012, mereka mendaftarkan perlindungan kebangkrutan di Pengadilan Kebangkrutan Manhattan Amerika Serikat. Sungguh ironis. Ini tentu sebuah peristiwa yang tak bisa dianggap sebelah mata, mengingat Kodak telah jadi ikon dunia.

Itulah gambaran, betapa pengalaman masa lalu sama sekali tak bisa menentukan sejarah masa depan. Justru apa yang dilakukan hari inilah, strategi hari inilah, yang sebenarnya akan jadi peletak dasar bagaimana sebuah usaha bisa berkembang. Jika aktivitas tidak dilandasi dengan kewaspadaan dan terjebak di masa lalu, bisa jadi semua merek unggulan saat ini, akan bertumbangan di masa mendatang.

Karena itu, sangat tepat kiranya jika kita kembali pada prinsip "jangan hidup di masa lalu". Apa pun sukses (termasuk gagal) yang dialami kemarin, jadikan itu hanya bagian dari proses pembelajaran. Maksimalkan hari ini, karena esok pun sebenarnya masih belum pasti. Hidup di hari ini, dan terus kembangkan potensi. Maka, pintu sukses bisnis yang dijalankan akan selalu terbuka.

Sumber : Andrie Wongso

SEIKAT BUNGA UNTUK YANG TERKASIH


Suatu pagi, seorang suami memarahi istrinya. "Aduh Bu, telat nih. Kenapa tidak membangunkan Bapak dari tadi? Rapat hari ini sangat penting, tidak sempat sarapan nih," omel si suami sambil tergesa-gesa berangkat mengendarai mobil menuju kantor, tanpa menghiraukan istrinya lagi.

 Di tengah jalan, karena lapar, pria itu memutuskan membeli roti dan secangkir kopi untuk 'mengganjal' perutnya. Saat berada di luar toko, dia melihat seorang gadis kecil memilih beberapa tangkai bunga di toko bunga sebelah. Ia menguping sejenak pembicaraan anak itu.

"Berapa harga bunga ini, Pak?" tanya anak itu pada si penjual bunga.

"Tiga puluh ribu," jawab pemilik toko. Si anak kemudian meletakkan bunga tadi dan memilih yang lain seraya bertanya, "Kalau yang ini, berapa harganya Pak?"

"Yang itu lima puluh ribu, Nak," jawab pemilik toko dengan sabar.

Kemudian si anak meletakkan lagi bunga-bunga itu ke tempatnya. Dengan sedih dia bertanya perlahan, "Apakah ada bunga yang harganya lima ribu Pak?".

Karena merasa kasihan, sambil membawa roti dan kopinya, pria tadi menghampiri gadis kecil itu dan bertanya, "Nak, kamu membeli bunga untuk siapa?"

"Untuk mama saya. Om. Hari ini, mama ulang tahun."

Pria itu terpana. Tiba-tiba dia teringat bahwa pada hari ini istrinya juga sedang berulang tahun. Karena tergesa-gesa, dia belum sempat mengucapkan selamat ulang tahun kepada istrinya. Lantas, ia pun memutuskan untuk membeli bunga untuk istrinya.

"Pak, saya beli bunga ini. Dua ikat ya. Satu untuk anak ini, satu lagi tolong antar ke alamat ini," kata si pria kepada pemilik toko sambil membayar, menulis nama istrinya dan memberikan kartu namanya.

"Nak, bunga ini Om belikan untukmu sebagai tanda terima kasih karena telah mengingatkan hari ulang tahun istri Om di rumah."

Anak itu dengan gembira menerima bunga sambil mengucapkan terima kasih dan segera pergi.

Setelah beberapa meter menjalankan mobil, pria itu melihat si gadis kecil berjalan searah dengan tujuannya.

"Hai, mau ikut Om sekalian?"

Sambil tersenyum, anak itu menggangguk dan masuk ke mobil. Sampai di tepi jalan yang sepi, si gadis minta turun dan berjalan memasuki sebuah lorong jalan.

Karena penasaran, pria itu mengikutinya diam-diam. Betapa kaget dirinya ketika melihat si gadis kecil rupanya meletakkan bunga di sebuah gundukan tanah merah yang masih basah.

"Nak, ini kuburan siapa?"tanyanya sambil berjongkok di sebelah si gadis.

"Ini kuburan mama saya, Om. Hari ini hari ulang tahun mama, sayangnya tiga hari yang lalu mama meninggal dunia."

Jawaban itu membuat si pria terharu dan membuatnya merasa sangat bersyukur. "Terima kasih Tuhan, orang yang kusayangi masih hidup dan masih ada kesempatan bagiku untuk memperbaiki kesalahan tadi pagi."

Tak lama, ia bergegas pergi dari sana dan kembali ke toko bunga tadi. Ia ingin membawa dan memberikan sendiri bunga yang telah dipesan kepada istrinya.

Pembaca yang Luar Biasa!

Pada zaman yang semakin maju seperti sekarang ini, perhatian dan kasih sayang sering kali terkalahkan oleh alasan kesibukan, tidak ada waktu, belum ada kesempatan, serta berjuta alasan lain yang kadang sering dibuat-buat.

Dengan alasan kesibukan atau bahkan mengejar karir, tanpa sadar kita sudah mengesampingkan sisi humanis kita. Hal inilah yang kadang membuat kita merasa sudah cukup berbuat sesuatu kepada seseorang dengan hanya mengirim pesan singkat melalui SMS, menelepon, atau mengirim e-mail. Memang, perhatian dengan cara seperti itu tidak salah. Namun, akan jauh lebih bermakna jika hari-hari kita dihiasi dengan komunikasi yang intens dengan sekeliling kita. Dengan mencurahkan perhatian kepada keluarga, saling menyapa dengan tetangga, saling mendukung dengan kerabat di kantor, akan membuat hidup ini terasa lebih berarti.

Mari, selagi masih ada kesempatan, berikan perhatian dan cinta kasih kepada sekeliling kita. Dengan memberikan harapan, perhatian, kasih sayang dari dan untuk orang lain, dengan hadirnya orang-orang di sekitar kita dan yang kita cintai, hidup akan terasa lebih ‘hidup'. Setuju kan?
Sumber : Andrie Wongso

Kebiasaan Keras pada Diri Sendiri

Jika kita lunak pada diri sendiri, maka dunia akan keras kepada kita. Sebaliknya, jika kita keras pada diri sendiri, maka dunia akan lunak kepada kita.

Karena itu, terus perkuat kebiasaan keras kepada diri sendiri. Disiplin, rajin, bekerja keras, ulet, berani, tegas, pantang menyerah, serta berbagai sikap "kaya mental" harus terus kita tanamkan. Hanya dengan sikap tersebut, kita akan jadi manusia yang lugas dalam meladeni hadangan, luwes dalam melewati tantangan, lincah dalam mengatasi persoalan, kuat dalam menghadapi goncangan, dan tegar menghadapi badai ujian.

Keras pada diri sendiri akan membuat kita mampu jadi manusia unggulan dalam berbagai kesempatan. Keras pada diri sendiri akan mengantarkan kita jadi pemenang kehidupan.

Mari teman-teman.. Maju terus, pertegas langkah, perkuat tekad, maka kerasnya batu-batu penghalang akan dapat kita taklukkan!
Sumber : Andrie Wongso

BATU YANG KUSAM


Alkisah, suatu hari seorang gadis menemukan sebongkah batu kusam di pinggir jalan. Meski hanya batu biasa, si gadis memungutnya dan menyimpannya baik-baik. Bahkan, setiap hari ia menggosok batu itu dengan hati-hati. Batu yang bukan permata itu dan karena terus digosok dan digosok, lama-kelamaan berubah menjadi mengkilat dan bersinar.

Si gadis pun membawa batu itu ke tukang permata untuk diolah menjadi sebuah liontin yang indah. Ajaibnya, di tangan ahlinya batu biasa itu berubah hingga menyerupai batu permata. Begitu berkilau dan sangat indah. Si gadis sungguh gembira melihat batu biasanya bisa berubah begitu rupa. Ia pun memamerkannya pada siapa pun yang dijumpainya. Sudah diduga, semua orang yang melihat mengira batu itu adalah permata yang mahal harganya. Si gadis semakin percaya diri dan selalu memakai liontinnya ke mana pun ia pergi.

Hingga suatu hari liontin batu itu terlepas dari ikatannya. Si gadis baru menyadari lama setelah itu, jadi dia sungguh tak tahu liontinnya hilang di mana. Hal ini membuatnya sangat sedih. Dia pun jadi kehilangan selera makan dan tidak bersemangat. Sampai suatu hari ada seorang kakek yang melihatnya sedang termenung. Bertanyalah si kakek tentang kesedihannya. Si gadis pun menceritakan semuanya.

 Setelah si gadis selesai bercerita, berkatalah si kakek, "Anakku, sadarilah semua hal yang telah kamu lalui itu adalah proses menuju keberhasilanmu. Dulu kamu menemukan batu kusam di jalanan. Lalu, kamu mengambil dan menjaganya baik-baik. Selalu menggosoknya hingga akhirnya menjadi mengkilat. Dan di tangan tukang permata, batu itu menjadi lebih indah lagi, mirip permata. Ketahuilah, semua itu hanyalah proses. Dulu kamu tekun menjalani setiap tahapan mengubah batu kusam menjadi sebuah benda yang terlihat berharga. Batu itu sebenarnya hanyalah batu. Keuletanmu menjaganya itulah yang membuatnya lebih bernilai.

Lalu, mengapa kamu jadi bersedih hanya karena kehilangan batu itu? Lihat di sekitarmu, masih banyak batu-batu kusam yang dapat kau jadikan batu yang berkilat indah. Ciptakan lebih banyak karya indah yang akan menceriakan hari-harimu dan membuat wajahmu berseri-seri. Itu jauh lebih penting daripada meratapi seonggok batu kusam yang hilang."

Seketika si gadis diliputi kecerahan dan keceriaan. Dia sudah menyadari kebodohannya. Si gadis pun dengan gembira siap berusaha dan memproses lagi batu kusam menjadi permata.

Sahabat yang berbahagia,

Kesuksesan sejati itu selalu diraih melalui proses perjuangan yang panjang dan berliku. Saat kesuksesan sudah di tangan kita, bisa saja kita mengalami kemunduran, kegagalan, dan kebangkrutan. Tidak usah takut, hidup ini selalu berubah. Jika kita gagal, kita frustrasi; dan saat kita sukses, kita lupa diri. Inilah baru bencana yang sebenarnya. Selama kita bersedia berjuang dari awal lagi dan tekun menjalani langkah demi langkahnya, keberhasilan demi keberhasilan akan kembali pada kita. Dan kebahagiaan akan kembali kita rasakan.

Sumber : Andrie Wongso

Sabtu, 02 Juni 2012

TIPS DAN TRIK MELIPATGANDAKAN DAYA INGAT

DAYA ingat manusia lebih fantastis daripada yang pernah dibayangkan. Apabila seluruh informasi di alam semesta dimasukkan ke dalam otak, tentu tidak akan penuh ruang di otak kita. Otak manusia yang memiliki satu triliun sel otak terdiri dari 100 miliar sel aktif dan 900 miliar sel yang menghubungkannya. 

Daya ingat sebenarnya bisa dilipatgandakan. Karena itu, Anda yang mengalami kesulitan mengingat sangat perlu melatih otak agar dapat bekerja secara optimal. Semakin sering melatih daya ingat, semakin kuat Anda dalam mengingat sesuatu. Berikut adalah beberapa cara jitu yang bisa Anda lakukan untuk menguatkan daya ingat.



Gunakan pola



Cara terbaik untuk mengingat sejumlah angka adalah mengamati pola yang tersembunyi. Bukan hal gampang kan kalau Anda disuruh mengingat angka-angka ini, 3810151722242931363843? Deretan angka tampak disusun secara acak. Tapi jika diperhatikan baik-baik, angka-angka tersebut disusun berdasarkan pola tertentu, yaitu ditambah 5 kemudian ditambah 2 dan seterusnya. Begitu mengetahui pola yang digunakan, Anda tinggal mengingat angka pertama dalam barisan tersebut. Yang pasti, Anda bisa mengasah ketajaman spesial dengan berlatih mengingat angka daripada membiarkan memori otak Anda kosong sama sekali.



Teknik asosiasi



Metode ini juga merupakan andalan untuk mengingat angka-angka. Yang Anda lakukan di sini adalah mengasosiasikan sejumlah angka dengan sebuah kata yang memiliki keterkaitan. Contohnya, 74736052007365. Pisahkan angka-angka menjadi beberapa kelopak yang masing-masing memiliki keterkaitan dengan kata tertentu. Misalnya, Jumbo Jet (747), Xbox (360), Deck of Cards (52), James Bond (007) dan jumlah hari dalam setahun (365). Metode ini pun dapat digunakan berulang kali sebagai password yang menyenangkan sekaligus mudah diingat.



Metode alfabetis



Kita semua pasti akrab dengan sistem abjad. Kalau Anda punya sejumlah kata yang harus diingat-ingat, tempatkan kata-kata tersebut secara alfabetis. Jika kata-kata yang harus dihapal sedemikian panjang, misalnya nama-nama negara bagian Amerika, urutkanlah mulai dari nama 1 negara yang dimulai dengan huruf A. Begitu Anda mampu mengingatnya, ulang dari awal sambil menambahkan nama-nama negara lainnya, sampai semua negara tersusun secara alfabetis dan Anda mampu mengingatnya secara keseluruhan.



Metode memecah



Memecah sesuatu menjadi potongan-potongan kecil yang sangat penting untuk mengingat. Tanpa disadari ini sudah biasa kita lakukan sehari-hari. Contoh konkretnya adalah nomor telepon. Begitu mendengar sederet angka, kita langsung berusaha memecahnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Umumnya menjadi kode area yang memiliki 3 atau 4 digit.



Teknik membayangkan



Kalau Anda termasuk orang yang sulit mengingat nama seseorang, inilah cara paling efektif untuk mengingat nama–nama mereka. Saat berkenalan dengan John Key, contohnya, bayangkan wajahnya dengan sebuah kunci besar yang berada tepat di tengah wajahnya. Begitu pula kala bertemu dengan seseorang yang dipanggil Patty Grant. Anda bisa mencoba membayangkan lemak daging yang dibungkus dalam gulungan uang. Cara lain yang dilakukan untuk mengingat nama seseorang adalah menemukan asosiasi antara sosok yang tengah Anda maksud dengan seseorang lainnya yang Anda sudah ketahui namanya.



Metode bercerita



Metode ini bisa  sangat mengasyikkan. Buatlah sebuah cerita yang mencakup semua hal yang perlu Anda ingat. Katakanlah Anda harus mengingat-ingat untuk membeli ember, sekeranjang apel, sikat rambut, dan beberapa lembar alas untuk menampung kotoran kucing di kandangnya. Dari sini Anda bisa mengarang cerita, “Setelah Jeni mengangkat alas kotoran dari kandang kucing dan memasukkan ke dalam ember merah, ia menyisir kucing peliharaannya dengan sisir rambut yang baru, sementara ia sendiri asyik menikmati apel merah”. Isi ceritanya tak harus sungguhan kok. Yang pasti cara ini sangat efektif untuk membantu Anda mengingat sesuatu karena kata atau frasa  inilah yang menjadi semacam kunci untuk membuka informasi selanjutnya. Contohnya, warna-warna pelangi dapat diingat dengan menyebut frasa mejikuhibiniu.



Memberdayakan indera



Kalau Anda harus mengingat sebuah kata, cobalah mengingat-ingatnya dengan mengikutsertakan indera perasa. Contohnya, kalau Anda harus beli sabun, cobalah untuk membangun imajinasi tentang sabun dengan membayangkan aromanya seperti apa. Anda pun dapat memberdayakan indera lainnya dengan cara yang sama. Misalnya, ketika harus membeli jam, ingat-ingatlah dering suaranya yang memecah kenikmatan tidur Anda pada pagi hari.



Sumber : okezone.com


KISAH NYATA SEORANG OFFICE BOY MENJADI VICE PRESIDENT CITIBANK

Sungguh sebuah karunia yang luar biasa bagi saya bisa bertemu dengan seorang yang memiliki pribadi dan kisah menakjubkan. Dialah Houtman Zainal Arifin, seorang pedagang asongan, anak jalanan, Office Boy yang kemudian menjadi Vice President Citibank di Indonesia. Sebuah jabatan Nomor 1 di Indonesia karena Presiden Direktur Citibank sendiri berada di USA.

Tepatnya 10 Juni 2010, saya berkesempatan bertemu pak Houtman. Kala itu saya sedang mengikuti training leadership yang diadakan oleh kantor saya, Bank Syariah Mandiri di Hotel Treva International, Jakarta. Selama satu minggu saya memperoleh pelatihan yang luar biasa mencerahkan, salah satu nya saya peroleh dari Pak Houtman. Berikut kisah inspirasinya:

Sekitar tahun 60an Houtman memulai karirnya sebagai perantau, berangkat dari desa ke jalanan Ibukota. Merantau dari kampung dengan penuh impian dan harapan, Houtman remaja berangkat ke Jakarta. Di Jakarta ternyata Houtman harus menerima kenyataan bahwa kehidupan ibukota ternyata sangat keras dan tidak mudah. Tidak ada pilihan bagi seorang lulusan SMA di Jakarta, pekerjaan tidak mudah diperoleh. Houtman pun memilih bertahan hidup dengan profesi sebagai pedagang asongan, dari jalan raya ke kolong jembatan kemudian ke lampu merah menjajakan dagangannya.

Tetapi kondisi seperti ini tidak membuat Houtman kehilangan cita-cita dan impian. Suatu ketika Houtman beristirahat di sebuah kolong jembatan, dia memperhatikan kendaran-kendaraan mewah yang berseliweran di jalan Jakarta. Para penumpang mobil tersebut berpakaian rapih, keren dan berdasi. Houtman remaja pun ingin seperti mereka, mengendarai kendaraan berpendingin, berpakaian necis dan tentu saja memiliki uang yang banyak. Saat itu juga Houtman menggantungkan cita-citanya setinggi langit, sebuah cita-cita dan tekad diazamkan dalam hatinya.


Azam atau tekad yang kuat dari Houtman telah membuatnya ingin segera merubah nasib. Tanpa menunggu waktu lama Houtman segera memulai mengirimkan lamaran kerja ke setiap gedung bertingkat yang dia ketahui. Bila ada gedung yang menurutnya bagus maka pasti dengan segera dikirimkannya sebuah lamaran kerja. Houtman menyisihkan setiap keuntungan yang diperolehnya dari berdagang asongan digunakan untuk membiayai lamaran kerja.

Sampai suatu saat Houtman mendapat panggilan kerja dari sebuah perusahaan yang sangat terkenal dan terkemuka di Dunia, The First National City Bank (Citibank), sebuah bank bonafid dari USA. Houtman pun diterima bekerja sebagai seorang Office Boy. Sebuah jabatan paling dasar, paling bawah dalam sebuah hierarki organisasi dengan tugas utama membersihkan ruangan kantor, wc, ruang kerja dan ruangan lainnya.

Tapi Houtman tetap bangga dengan jabatannya, dia tidak menampik pekerjaan. Diterimanyalah jabatan tersebut dengan sebuah cita-cita yang tinggi. Houtman percaya bahwa nasib akan berubah sehingga tanpa disadarinya Houtman telah membuka pintu masa depan menjadi orang yang berbeda.

Sebagai Office Boy Houtman selalu mengerjakan tugas dan pekerjaannya dengan baik. Terkadang dia rela membantu para staf dengan sukarela. Selepas sore saat seluruh pekerjaan telah usai Houtman berusaha menambah pengetahuan dengan bertanya tanya kepada para pegawai. Dia bertanya mengenai istilah istilah bank yang rumit, walaupun terkadang saat bertanya dia menjadi bahan tertawaan atau sang staf mengernyitkan dahinya. Mungkin dalam benak pegawai “ngapain nih OB nanya-nanya istilah bank segala, kayak ngerti aja”. Sampai akhirnya Houtman sedikit demi sedikit familiar dengan dengan istilah bank seperti Letter of Credit, Bank Garansi, Transfer, Kliring, dll.

Suatu saat Houtman tertegun dengan sebuah mesin yang dapat menduplikasi dokumen (saat ini dikenal dengan mesin photo copy). Ketika itu mesin foto kopi sangatlah langka, hanya perusahaan perusahaan tertentu lah yang memiliki mesin tersebut dan diperlukan seorang petugas khusus untuk mengoperasikannya. Setiap selesai pekerjaan setelah jam 4 sore Houtman sering mengunjungi mesin tersebut dan minta kepada petugas foto kopi untuk mengajarinya. Houtman pun akhirnya mahir mengoperasikan mesin foto kopi, dan tanpa di sadarinya pintu pertama masa depan terbuka. Pada suatu hari petugas mesin foto kopi itu berhalangan dan praktis hanya Houtman yang bisa menggantikannya, sejak itu pula Houtman resmi naik jabatan dari OB sebagai Tukang Foto Kopi.

Menjadi tukang foto kopi merupakan sebuah prestasi bagi Houtman, tetapi Houtman tidak cepat berpuas diri. Disela-sela kesibukannya Houtman terus menambah pengetahuan dan minat akan bidang lain. Houtman tertegun melihat salah seorang staf memiliki setumpuk pekerjaan di mejanya. Houtman pun menawarkan bantuan kepada staf tersebut hingga membuat sang staf tertegun. “bener nih lo mo mau bantuin gua” begitu Houtman mengenang ucapan sang staff dulu. “iya bener saya mau bantu, sekalian nambah ilmu” begitu Houtman menjawab. “Tapi hati-hati ya ngga boleh salah, kalau salah tanggungjawab lo, bisa dipecat lo”, sang staff mewanti-wanti dengan keras. Akhirnya Houtman diberi setumpuk dokumen, tugas dia adalah membubuhkan stempel pada Cek, Bilyet Giro dan dokumen lainnya pada kolom tertentu. Stempel tersebut harus berada di dalam kolom tidak boleh menyimpang atau keluar kolom. Alhasil Houtman membutuhkan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut karena dia sangat berhati-hati sekali. Selama mengerjakan tugas tersebut Houtman tidak sekedar mencap, tapi dia membaca dan mempelajari dokumen yang ada. Akibatnya Houtman sedikit demi sedikit memahami berbagai istilah dan teknis perbankan. Kelak pengetahuannya ini membawa Houtman kepada jabatan yang tidak pernah diduganya.

Houtman cepat menguasai berbagai pekerjaan yang diberikan dan selalu mengerjakan seluruh tugasnya dengan baik. Dia pun ringan tangan untuk membantu orang lain, para staff dan atasannya. Sehingga para staff pun tidak segan untuk membagi ilmu kepadanya. Sampai suatu saat pejabat di Citibank mengangkatnya menjadi pegawai bank karena prestasi dan kompetensi yang dimilikinya, padahal Houtman hanyalah lulusan SMA.

Peristiwa pengangkatan Houtman menjadi pegawai Bank menjadi berita luar biasa heboh dan kontroversial. Bagaimana bisa seorang OB menjadi staff, bahkan rekan sesama OB mencibir Houtman sebagai orang yang tidak konsisten. Houtman dianggap tidak konsisten dengan tugasnya, “jika masuk OB, ya pensiun harus OB juga” begitu rekan sesama OB menggugat.

Houtman tidak patah semangat, dicibir teman-teman bahkan rekan sesama staf pun tidak membuat goyah. Houtman terus mengasah keterampilan dan berbagi membantu rekan kerjanya yang lain. Hanya membantulah yang bisa diberikan oleh Houtman, karena materi tidak ia miliki. Houtman tidak pernah lama dalam memegang suatu jabatan, sama seperti ketika menjadi OB yang haus akan ilmu baru. Houtman selalu mencoba tantangan dan pekerjaan baru. Sehingga karir Houtman melesat bak panah meninggalkan rekan sesama OB bahkan staff yang mengajarinya tentang istilah bank.

19 tahun kemudian sejak Houtman masuk sebagai Office Boy di The First National City Bank, Houtman mencapai jabatan tertingginya yaitu Vice President. Sebuah jabatan puncak Citibank di Indonesia. Jabatan tertinggi Citibank sendiri berada di USA yaitu Presiden Director yang tidak mungkin dijabat oleh orang Indonesia.

Sampai dengan saat ini belum ada yang mampu memecahkan rekor Houtman masuk sebagai OB pensiun sebagai Vice President, dan hanya berpendidikan SMA. Houtman pun kini pensiun dengan berbagai jabatan pernah diembannya, menjadi staf ahli Citibank Asia Pasifik, menjadi penasehat keuangan salah satu gubernur, menjabat CEO di berbagai perusahaan dan menjadi inspirator bagi banyak orang.

 Sumber : Selamatpagi.net

KISAH SUKSES WALIYEM DAN WANDIYO - TRANSMIGRAN PAPA YANG JADI JURAGAN

Mungkin tidak ada ygn kenal dengan 2 namad diatas. Tapi sengaja saya masukkan dalam article saya sebagai contoh teladan semangat "never give up" agar sukses di kehidupan ini.



Homo Faber (manusia kerja) adalah sosok pasangan Waliyem-Wandiyo. Berawal dari dua sejoli transmigran yang papa, kini menjadi juragan berbagai bisnis di Kabupaten Bangko, Jambi. Suwardi



Asam di gunung, garam di laut, bertemu dalam satu belanga. Itu peribahasa yang bisa menggambarkan pertemuan Waliyem yang berasal dari Godean dan Wandiyo dari Tumut, Sleman Yogyakarta. Pada tahun 1977, Waliyem berangkat ke Bungo untuk menyusul kakaknya yang terlebih dahulu menjadi transmigran sedangkan Wandiyo menyusul sang paman. Hanya berselang seminggu setelah menginjakkan kaki di Jambi, dua lajang ini pun kemudian terikat tali pernikahan.

Di tanah seberang, tanpa bekal modal dan pendidikan yang memadai tentulah kehidupan terasa sulit bagi pasangan muda ini. Namun duet duo W ini tak pernah menyerah. Sekadar menyambung hidup, Waliyem berjualan nasi bungkus di penyeberangan sungai dekat tempat tinggalnya, sementara sang suami bekerja sebagai buruh penyadap karet. Rupiah demi rupiah mereka kumpulkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan sedikit sisanya mereka tabung.



Di siang hari, selepas berjualan nasi bungkus dan menyadap karet, Waliyem dan Wandiyo pulang ke rumahnya yang kecil, pendek dan beratap seng. Gampang diduga, hawa di dalam rumah panas dan sumpek. Tetapi, justru dari rasa tidak nyaman ini timbul ide Waliyem untuk berbisnis genteng. “Kalau atapnya terbuat dari genteng, mungkin rasanya tidak akan sepanas dan segerah jika atapnya terbuat dari seng,” pikir Waliyem saat itu.

Dengan tabungan yang tidak terlalu besar dan dengan keterampilan membuat genteng dari tanah liat yang mereka peroleh sewaktu masih kecil, pasangan Waliyem-Wandiyo mencoba untuk memproduksi genteng, meskipun masih dalam skala kecil-kecilan.

Genteng hasil produksinya ini tidak serta merta bisa menghasilkan uang tunai, tetapi dibarter dengan atap seng milik para warga transmigran. Kemudian seng-seng itu baru dijual ke kota. Waliyem melihat dari fungsi kenyaman genteng jauh lebih baik, tetapi dari sisi ekonomi genteng jauh lebih murah dibandingkan seng. Dari selisih harga seng dan genteng itulah, Waliyem dan Wandiyo mendapatkan keuntungan. Dengan sabar mereka mengumpulkan keuntungan tersebut. Ketika jumlahnya keuntungannya sudah lumayan besar, maka dana itu mereka suntikkan untuk memperbesar skala usaha produksi genteng.



Secara cerdas Waliyem dan Wandiyo mengajak warga lain untuk menjadi pemasarnya. Sehingga di tiap unit desa transmigrasi di seluruh pelosok Provinsi Jambi tercatat menjadi pelanggannya. Karena tingginya permintaan, Waliyem-Wandiyo membuat pabrik genteng lagi sehingga jumlahnya mencapai 14 pabrik.

Dengan semakin banyaknya rumah para transmigran yang beratap genteng, tentu saja pasarnya semakin mengecil, tidak seperti pada saat-saat awalnya. Namun pasangan ini tak kehabisan ide. Seiring dengan membaiknya ekonomi para warga transmigran, Waliyem mulai menyasar untuk menjual bahan bangunan, karena naluri bisnisnya melihat adanya kecenderungan warga yang mulai mengganti dinding rumah mereka yang semula terbuat dari papan dengan tembok Ternyata, pilihan bisnisnya ini juga sangat jitu, toko bahan bangunannya laris manis. Tak hanya berhenti sampai di situ saja, Waliyem kemudian mengembangkan usahanya dengan menjadi pemborong untuk pembangunan rumah sekaligus mengisi mebelernya.



Sumber: Majalah pengusaha

KISAH SUKSES PARA PEMEGANG LISENSI WARALABA DUNIA – MC DONALD, STARBUCKS DAN BREADTALK


Perlu waktu bertahun-tahun dan harus melewati serangkaian tes melelahkan agar bisa menjadi pemegang waralaba kelas dunia. Hasilnya memang sepadan karena keuntungan mengalir tiada henti. Simak kisah para jawara pemegang waralaba dunia.

Siapa yang tak kenal nama McDonald's, Starbuck dan Breadtalk? Ketiganya sudah sangat melekat dalam ingatan kita. McDonald's adalah merek hamburger Amerika yang kini sudah mendunia. Starbuck merujuk nama kedai kopi elite kelas mal dari negeri yang sama. Breadtalk adalah merek roti dari negara tetangga Singapura.

Jumlah gerai franchise top itu terus bertambah dan makin mudah kita jangkau. Tapi untuk membawa nama-nama tersebut ke Indonesia dan jadi akrab di kuping perlu waktu panjang dan melewati jalan berliku. Butuh kerja keras, modal besar, hingga kelihaian melobi agar merek-merek yang sudah melanglang buana itu bersedia mampir di Indonesia.

Tanyakan saja pada Bambang N. Rachmadi saat melamar McDonald's. Cobalah meminta Matheus Rukmasaleh Arif dan Boyke Gozali berbagi cerita saat mereka meminang Starbuck. Anda perlu menyimak pula penuturan Johnny Andrean yang tukang salon ketika hendak menggaet Breadtalk. "Wah, berat. Syaratnya ketat banget," kata Ake Arif, sapaan Rukmasaleh, seolah mewakili suara mereka.

Yang kita tahu, hasil jerih mereka tak sia-sia. Orang Jawa menyebutnya cucuk, dan kita bilang impas. Buktinya, Bambang bisa menangguk omzet entah berapa miliar rupiah saban tahun dari ratusan kedai McD yang ia kuasai. Jumlah outlet Starbuck juga sudah mencapai 60 hanya dalam waktu empat tahun. Dan ribuan pembeli yang tetap rela mengantre di depan gerai Breadtalk menunjukkan bisnis roti ini mendatangkan untung.

Jadi pembersih toilet untuk melamar McD
Bambang, misalnya, harus bersaing dengan 39 pelamar agar bisa jadi pemegang waralaba McD untuk Indonesia. Kisahnya bermula pada 1988. Selepas jabatannya sebagai Presiden Direktur Bank Panin, pria bertubuh tinggi besar yang disapa Toni ini berniat membuka usaha sendiri. Setelah menguping dan lirik sana-sini, Toni terpikat untuk menjadi pemegang lisensi restoran hamburger paling sohor sejagat itu di Indonesia. Alasannya sederhana: jaringan hamburger bermerek ini begitu sukses di seluruh muka bumi tapi belum ada di Indonesia.

Ia lantas melayangkan lamaran ke Kantor Pusat McD di Illinois Amerika Serikat. Setahun lamanya lamarannya tak berbalas. Setelah bosan menunggu, Toni mencoba mengubah strategi menggunakan jalur lobi. Kebetulan, McDonald's Singapura jadi salah satu pengiklan Stasiun Radio Ramako miliknya yang mengudara di Batam. Ia lantas menemui pemilik franchise McDonald's Singapura, Bobby Kwan, agar bersedia memberi rekomendasi.

Rupanya Bobby tak berkeberatan dan merekomendasikannya agar bisa bertemu dengan Peter Richie, pengelola McDonald's Australia. Kebetulan, Richie adalah orang yang bertugas untuk mencari mitra di Indonesia. Toni memang berhasil bertemu Richie. Tapi bukan berarti ia sudah memegang lisensi McD. Sebab, mantan Direktur Keuangan Bank Duta ini masih harus mengikuti tes di Singapura dan bersaing dengan 39 pelamar lain dari Indonesia.

Di Negeri Singa ia harus menjalani sebuah ujian yang sangat berat. Bayangkan saja. Seorang bekas dirut bank terkemuka harus menjadi tukang pel dan pembersih toilet di sebuah restoran. Masalahnya, bukan cuma harus bekerja berat sampai di atas 12 jam, tapi dia juga harus berhadapan dengan orang-orang Indonesia yang banyak berkunjung ke sana. "Mereka yang mengenal saya bingung, kenapa saya jadi pelayan di sana," katanya mengenang.

Toni memang bisa lulus dari ujian berat tersebut, tapi masih harus menyisihkan 19 pesaing sisa yang sama-sama lolos penyaringan di Singapura. Mereka lantas menjalani tes pamungkas di Sidney Australia untuk menentukan pemenang. Hasil akhirnya, Bambang lah yang berhak mengantongi lisensi untuk membuka McD di Indonesia.

Dengan modal awal Rp 3 miliar, ia pun membuka restoran McDonald's di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat. Pilihannya tak salah. Dari yang semula satu restoran, gerai-gerai McD lantas beranak pinak puluhan hingga ratusan buah. Toni sekarang sudah berhasil menancapkan gerai burgernya hingga lebih dari 110 gerai di seantero Indonesia.


Lima tahun melamar Starbuck
Perjuangan Toni nan panjang dan melelahkan sudah pasti tak sia-sia. McD jadi tambang emas PT Ramako Gerbang Mas, induk usaha milik suami Sri Adyanti Soedharmono tersebut. Diperkirakan, omzetnya mencapai lebih dari Rp 3 miliar sehari dari hasil berjualan burger, kentang, dan ayam goreng.

Menanti bertahun-tahun juga harus dilalui Ake Arif dan Boyke Gozali ketika meminang kedai kopi kelas mal bernama Starbuck. "Kalau enggak salah inget, izin baru turun setelah empat-lima tahunan dari awal proposal kami masukkan," ucap Ake, mengingat. Ide menggaet kedai kopi modern ini bermula ketika Boyke masih berada di Amerika. Boyke lantas berpikiran untuk membawanya ke Indonesia.

Selama masa menanti, mereka harus bisa meyakinkan petinggi Starbuck di Seattle agar bersedia berbagi waralaba kepada mereka. Sejumlah prosedur dan persyaratan berat juga harus mereka lalui. Mulai dari mempresentasikan rencana bisnis, hingga kesediaan menyekolahkan sejumlah karyawannya untuk menimba ilmu kopi. "Kami tebar pesonalah, he..he..," tambah Ake.

Usaha mereka memang tak sia-sia. Mereka akhirnya lulus dan menjadi pemegang hak mengelola Starbuck di Indonesia. Kendati begitu, bukan berarti mereka bisa bebas. Sebab, selain membayar royalty, mereka tetap harus rutin melaporkan perkembangan Starbuck di Indonesia. Bahkan Ake mengatakan bahwa untuk membuka satu gerai sekalipun ia harus minta izin dari kantor pusat Starbuck dan tak bisa seenaknya menentukan lokasi pendirian gerai. "Hanya boleh di kota-kota besar. Bahkan waktu mau membuka di Surabaya saja susahnya minta ampun," kata Ake.

Toh, sejauh ini usaha mereka tetap moncer. Kendati baru empat tahun mendapat hak tersebut, kini sekitar 60 gerai Starbuck siap menyediakan kopi di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Denpasar.


Belajar membuat roti berbulan-bulan
Kita selama ini lebih mengenal nama Johnny Andrean sebagai penata rambut dan penyalon kondang. Tapi bukan berarti itu halangan baginya untuk menekuni bisnis lain yang sangat jauh berbeda dari tata rambut: bisnis roti bermerek Breadtalk.

Johnny rupanya yakin, gerai Breadtalk-nya itu juga bakal sesukses salon-salonnya. Itu lantaran di Singapura roti bermerek ini sangat populer sehingga orang rela antre berlama-lama untuk bisa membelinya.

Makanya ia betul-betul serius ketika menyiapkan gerai yang merupakan waralaba dari Singapura ini. Tanpa sungkan Johnny pergi belajar mengolah roti ke Kota Singa selama beberapa bulan, sebelum akhir bulan Maret 2003 gerai Breadtalk itu resmi muncul di sini, di Mal Kepala Gading, Jakarta.

Penciuman bisnis pria kelahiran Pontianak 45 tahun silam ini sungguh tajam. Begitu gerai pertama Breadtalk dibuka, sekitar 2000-an orang menyerbu saban hari. Saking ramainya, sampai-sampai Breadtalk menjatah 10 roti untuk tiap pembeli. Kini, dua tahun berdiri, sulur Breadtalk mulai melebar hingga 14 cabang. Kendati mulai banyak pesaing, pembeli Breadtalk tak pernah surut. Kisarannya 1000-1500 pembeli yang datang.

Johnny sekarang tidak hanya mahir menata rambut, tapi juga pintar membuat roti. Nah, bagi para pelanggan salon Johnny Andrean, jangan buru-buru kecewa, karena pria lulusan Vidal Sassoon Academy London ini suatu ketika pernah berjanji akan tetap menjalankan salonnya seperti biasa. "Lagi pula dua-duanya sudah dikelola profesional," kata Johnny waktu itu.

Mereka boleh dibilang jadi de-dengkot pemegang franchise kelas dunia. Dan sekarang belum ada dedengkot pemegang jaringan waralaba asli Indonesia. Siapa tahu, Anda nantinya yang memegang gelar itu.

 Sumber : Tabloid Kontan

KISAH SUKSES ANTARINA SULAIMAN – PENDIRI SEKOLAH INTERNASIONAL HIGH/SCOPE INDONESIA

Pernah dengar High/Scope Indonesia nggak? Itu tuh sekolah bergengsi yang bayarnya muahallll banget tapi banyak digandrungi orang tua.

High/Scope Indonesia adalah sekolah internasional di kawasan Cilandak Barat, Cilandak, Jakarta Selatan. Pendiri dari High/Scope Indonesia adalah Ibu Antarina Sulaiman.

Ternyata Ibu Antarina ini masih cucunya maestro pendidikan Indonesia yaitu bapak Ki Hajar Dewantoro. Ternyata bener ya peribahasa "Buah jatuh tak jauh dari pohon".

Kakeknya pahlawan pendidikan ehh cucunya mendirikan sekolah.

Ibu Rina (panggilan Ibu Antarina) tidak begitu saja mendirikan High/Scope Indonesia, awalnya beliau merasa sistem pendidikan Indonesia kurang pas dalam mencetak anak yang kreatif padahal kreatifitas sangat diperlukan untuk kesuksesan sang anak.

Ceritanya Ibu Rina ini adalah seorang dosen di Universitas Indonesia dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Keuangan dan Perbankan Indonesia (STEKPI). Saat mengambil gelar Master di Amerika, seorang profesor memberinya tugas untuk membuat rumus sendiri.

Sesuatu yang jarang dilakukan dan diasah di sistem pendidikan kita ( kalo di kita boro boro bikin rumus sendiri, masukin soal ke rumusnya aja sering salah). Beliau baru sadar bahwa sistem pendidikan kita hanya hafalan.

"Saya merasa bego banget, ya, kok tidak bisa mengerjakan tugas profesor itu," kenang Rina.

Itulah yang membuat beliau akhirnya memutuskan untuk mendirikan High/Scope di Indonesia.Konsep pendidikan High/Scope sudah dikenalnya selama di Amerika. Rina membeli lisensi High/Scope dari Singapura. Ia mengajak empat temannya untuk mengumpulkan modal Rp 500 juta.

HANYA DELAPAN MURID YANG MENDAFTAR

Ternyata tujuan mulia belum tentu mulus jalannnya. Saat awal mendirikan High/Scope di Pondok Indah hanya ada 8 murid yang berminat dan itupun masih level pra sekolah.

Tahu nggak Sobat siapa aja yang mendaftar, enam dari delapan siswanya adalah anak-anak sang pendiri sekolah tersebut sendiri dan hanya dua yang bener-bener murni orang luar.

Waktu itu Ibu Rina memberikan nomor urut lima untuk anak diluar enam anak pendiri sekolah tersebut. "Sya malu" kenangnya karena orang tua murid tersebut mengira sudah waiting list padahal anak itulah murid pertama High/Scope Indonesia "Kenangan menyobek kuitansi itu tak akan saya lupakan," imbuhnya.

Mungkin nama High/Scope sudah terkenal di mancanegara sehingga saat enam bulan berjalan High/Scope mendapat tambahan siswa sebanyak 100 orang. Dan di tahun ajaran baru selanjutnya Ibu Rina kualahan menangani bludakan peminat High/Scope dan waiting list betulan. Karena waktu itu tenaga pengajarnya hanya enam orang.

Saat itu High/Scope Indonesia masih dibawah lisensi Singapura dan beliau ingin langsung dibawah Amerika. "Saya tidak mau di bawah Singapura, tidak ada untungnya," kata Rina. Kebetulan, waktu itu ada pembaruan kontrak antara High/Scope Amerika dengan pemegang lisensinya di Singapura. Tahun 2000, Rina mendapatkan lisensi tersebut. "Saya puas sekali, bisa mengalahkan Singapura, "ujarnya. Setelah itu, Rina mulai menjual waralaba sekolahnya yang kini sudah ada delapan di seluruh Indonesia.

Awalnya High/Scope hanya membuka jenjang pendidikan pra sekolah dan TK namun empat tahun kemudia beliau membuka SD. Kendala muncul lagi, gedung Pondok Indah sudah tak menampung lagi, banyak wali murid protes. "Enggak mungkin kalau di Pondok Indah terus," kata Rina.

Maka mulailah Ibu Rina hunting lokasi. Dan dapatlah tempat, kebetulan saat itu ada teman beliau yang berniat menyewakan tanah 1,2 ha di selatan Jakarta kawasan TB Simatupang."Dreams come True" sambut istri dari Farid Amir ini. Ibu Rina akhirnya menguras tabungan satu-satunya sebesar 20M  karena belum kunjung mendapat pinjaman dana.

Tahun 2002, gedung milik Rina sudah jadi. Pas waktu itu kontrak gedung di Pondok Indah juga habis. Jadilah Rina memindahkan seluruh siswanya dari prasekolah sampai SD ke gedung baru tersebut.

Saat ini Rina memiliki 700 orang murid dan 120 tenaga pengajar. Dia juga mulai mempersiapkan gedung sekolah baru untuk SMA di belakang High/Scope Simatupang yang sekarang. Sebagai cucu seorang pejuang pendidikan, cita-cita Rina memang mulia, yaitu ingin memberikan pendidikan berkualitas bagi anak-anak Indonesia. Sayang, tidak sembarang anak bisa bersekolah di High/Scope ini. Maklum, hanyalah orang tua dengan kantong tebal saja yang mungkin bisa menyekolahkan anak-anaknya di sini. Untuk tingkat Toddler, misalnya, orang tua murid harus menyediakan uang sebesar Rp 12 juta untuk uang pangkal dan biaya per tiga bulan Rp 4,3 juta.

Lantas, bagaimana dengan anak-anak yang orang tuanya tidak mampu? Menurut Rina, ia memiliki program sekolah asuh. "Jadi kami mengasuh sekolah-sekolah negeri," ujar Rina yang masih mengajar di Universitas Indonesia. "Kita mendidik gurunya, supaya anak-anaknya bisa belajar seperti di sini," sambungnya.

BELAJAR ILMU PUBLIC RELATION

Kendati sudah lebih dulu bekerja sebagai dosen, ternyata tidak gampang bagi Antarina Sulaiman untuk berbisnis sekolah. Ia menganggap meyakinkan orang tua murid tentang metode pengajaran di High/Scope merupakan hal yang berat. Sebagian besar orang tua menuntut anaknya untuk menjadi juara. Padahal, Rina ingin mencetak anak yang kreatif dan produktif. "Harus diberi waktu, dong, anak kan bukan seperti mesin yang langsung bisa jadi," kata Rina. "Susah sekali memberikan pemahaman itu," sambungnya.

Gara-gara soal itu pula Rina pernah didemo orang tua murid. "Mereka minta penjelasan akan dibawa ke mana arah pendidikan anak-anaknya," kata Rina. Terpaksa Rina menggelar rapat dadakan dengan orang tua murid. Rina menjelaskan bagaimana pendidikan yang diselenggarakan di situ sampai tujuan pendidikannya, sampai para orang tua murid itu benar-benar paham. "Tak disangka, rapat itu berakhir hingga pukul 01.30 pagi," kenang Rina.

Setelah peristiwa itu, Rina menyempatkan diri untuk mengikuti kursus PR. "Saya harus tahu cara menangani hal seperti itu, karena kualitas benar-benar harus dijaga, "kata perempuan 43 tahun ini.

Begitulah kisah sukses dari Antarina Sulaiman, jatuh bangun dalam mendirikan sekolah yang berkualitas High/Scope Indonesia. Semoga kisah ini dapat menginspirasi sobat sekalian. Tujuan mulia belum tentu jalannya mulus, tetap aja ada tantangannya, justru hal itulah yang akan menempa kita semua agar bisa menjadi manusia tangguh.

Terima Kasih telah membaca dan mengunjungi blog saya :D